Yogyakarta. Setelah cerita mengenai hari pertama migrasi rektorat UGM, proses migrasi rektorat UGM terus berlanjut. Sudah hampir 2 minggu kami berada di rektorat UGM untuk melakukan migrasi secara bertahap. Banyak sekali pengalaman-pengalaman menarik yang kami dapatkan beberapa minggu ini, seperti dokumen-dokumen yang terinfeksi virus menjadi terlihat di Linux dan mayoritas dokument tersebut tidak bisa di buka.
Kami tidak mengalami kendala yang berarti selama migrasi, masalah kompabilitas printer sudah di dukung penuh oleh Ubuntu, mungkin juga dikarenakan mayoritas printer di rektorat menggunakan HP. Permasalahan yang paling umum biasanya berupa perubahan kebiasaan pengguna yang awalnya menggunakan Microsoft Office berubah menjadi Open Office. Hal ini bisa kami maklumi karena memang butuh waktu untuk bisa beradaptasi. Untuk tujuan inilah kami tetap standby di rektorat UGM, selain untuk memberikan dukungan dalam bentuk pendampingan juga melakukan analisa terhadap permasalahan yang muncul setelah komputer-komputer dimigrasikan.
Umumnya kami melakukan kustomisasi pada sistem Ubuntu, karena setelah melihat psikologi user, mereka lebih menyukai warna-warna dan struktur desktop seperti windows. Kustomisasi Desktop Ubuntu 7.04 tidak langsung mengubah atau membuat distro khusus, namun kami hanya melakukan perubahan tampilan saja.
Bentuk pendampingan yang kami berikan berupa penggunaan desktop Ubuntu pada awal penggunaan, misalkan bagaimana chatting, memutar mp3, dan penggunaan open office. Bahkan terkadang juga membantu pengguna memperbaiki dokumen dan menyelesaikan masalah-masalah umum seperti burning CD dan menonton VCD.
ntuk memulai yang baru harus belajar lagi,tapi kebanyakan orang enggan melakukannya padahal itu demi kebaikan diri sendiri,seperti dari MICROSoft WINDOWS ke GNU/LINUX
saluut atas kerjanya!!!
wah, mbaknya yg difoto kerja direktorat ugm ya?
cakep juga tuh!! kayak artis!!
kalau tiap migrasi ketemu yg ginian asyik juga tuh.
hehe……pantesan betah di rektorat…wong ngajarine milih sing…. 😀
Ayo….ke Open Office…!! gak MAU..??
Kebijakan strategis yang sangat bagus. No Piracy with open source. Hargai intelektualitas.
Linux Oke juga cuman semakin ingin mengerti semakin gak ada yg ngajarin…. misal buat install program yg sama2 linux….????? apakah gak ada pelatihan khusus??????
Wah artisse nampang…..
Memang jauh lebih mudah untuk migrasi ke GNU/Linux apabila pihak rekorat dan/atau pimpinan mendukung dan bahkan juga ikut migrasi ke GNU/Linux
Selamat atas gebrakan Tim Ugos