Migrasi dan KRS Online
Kegiatan KRS online di FIB UGM adalah salah satu dari sekian banyak aktivitas pendampingan UGOS dalam proses migrasi. Proses pendampingan ini menjadi sangat penting di FIB karena tantangan implementasi Open Source di sini menguji berbagai aspek.
Pertama, secara manajerial UGOS diuji untuk mengatur pengelolaan jadwal migrasi yang tengah berlangsung sambil menjalankan sistemnya. Dalam kasus ini UGOS dipaksa untuk mengawal proses migrasi sambil mendampingi kegiatan KRS Online. Sebagaimana yang diketahui, kegiatan ini menjadi awal entri data yang penting dalam tatanan basis data Sistem Informasi Akademik (SIA) di UGM. Banyak pihak terlibat dari hulu ke hilir, karenanya, sangatlah penting menjadikan momen ini “error free”. Di FIB, saat yang sama, tim UGOS menjadi harus memecah konsentrasi, di samping mengelola perbaikan billing warnet (yang dimigrasi secara fisik ke tempat lain), memantau traffic dari komputer-komputer entri yang sudah dimigrasikan, juga melakukan proses pendampingan.
Kegiatan KRS Online di laboratorium komputer Fakultas Ilmu Budaya
Kedua, secara teknis hasil kerja UGOS (komputer-komputer yang dimigrasikan) diuji langsung ke aplikasi yang sudah terpasang. Komputer termigrasi (labkom, SAU, warnet) pada hari-hari KRS Online ini terbukti dapat menjalankan sistemnya sebagai komputer entri SIA. Komputer-komputer ini sempat “tidak berdaya” karena virus ARP spoofing sempat mengacaukan komunikasi komputer entri dengan server DAA yang mengelola SIA. Hal ini terjadi karena DAA mematikan jalur SSL server. Menurut mereka loading yang sangat besar di server DAA terjadi pada hari itu. Padahal, selama virus ARP berlangsung, komputer-komputer termigrasi tidak dapat berkomunikasi dengan server tanpa jalur SSL. Untunglah masalah ini diatasi pada sore harinya sehingga kegiatan entri dapat berlangsung kembali.
Virus ARP berasal dari sistem operasi Windows. Virus ini bekerja pada layer jaringan dengan memanfaatkan kelemahan AR. Sebagai akibatnya, seluruh sistem operasi terkena dampak dari virus ini. Informasi detil dapatdilihat pada postingan mengenai virus ARP
Proses Pendampingan
Sungguh mengejutkan dan di luar dugaan, para pengguna komputer termigrasi ternyata tidak mengeluhkan perubahan operating system yang mereka gunakan. Tidak sedikit yang tidak menyadari bahwa interface yang mereka hadapi adalah tampilan sebuah sistem Open Source. Secara umum tidak ada permasalahan. Hanya sedikit sekali mahasiswa yang kesulitan mengisi KRS, itu pun karena masih ada yang belum terbiasa dengan komputer. Hal ini cukup melegakan kami, karena migrasi open source ternyata tidak menjadi hambatan bagi kegiatan akademik di Fakultas Ilmu Budaya.
Sebagian kegiatan akademik di FIB telah menggunakan akademika. Hanya aplikasi di sisi dosen, jurusan D3, dan INCULS saja yang belum terintegrasi dengan sistem ini. Aplikasinya yang berbasis web, sejauh ini tidak menjadi hambatan dalam pelaksaan migrasi ke Open Source. SIA sendiri saat ini merupakan salah satu model penggunaan SSO yang juga telah dirintis PPTIK dan diberlakukan di berbagai lapis arsitektur IT UGM. Di waktu yang akan datang SIA akan terintegrasi lengkap dengan webmail UGM.
Untungnya untuk hal ini DAA menggunakan aplikasi berbasis web. Jadi tidak terlalu ribet mengurusnya. Yang penting ada web browser, beres.
Kalau untuk proses cetak-mencetak KRS, bisa pakai cara yang asyik:
http://ry.web.id/?p=88
(ngiklan 😀 )
Sukses buat tim UGOS 🙂
Pak, aku coba SSO nya kok bisa… bener nie dah SSO.
jadi makai user yang terdaftar di LDAP UGM bisa konek ke SIA langsung atau emang ada otorisasi lagi?
Farid
Sebaiknya tim migrasi tidak hanya memberikan pendampingan tetapi juga sosialisasi. karena menurut pengalaman perubahan sistem dikampus tidak dibarengi dengan sosialisasi dan presentasi penggunaan oleh user nya.
keep going and success UGOS.