Yogyakarta. Seperti yang telah dijadwalkan beberapa waktu yang lalu, Tim UGOS melakukan kunjungan ke Fakultas Farmasi untuk memberitahukan perihal migrasi linux disana. Pada kesempatan ini, Tim UGOS yang didampingi oleh pak Dendy berangkat menuju lokasi sekitar pukul 10.15 WIB. Sayangnya Bapak Dr. Marchaban, DESS., Apt (Dekan Fakultas Farmasi) berhalangan hadir, sehingga di lokasi kami ditemani oleh Bapak Dr. Sarjiman, MS. Apt (wakil Dekan Fakultas Farmasi) beserta beberapa staffnya.
Hal pertama yang kami lakukan adalah persentasi. Dalam persentasi ini, kami berusaha menyampaikan maksud dari kunjungan kami ke fakultas farmasi. Beliau mengutarakan maksudnya untuk meminta izin kepada Dekan Farmasi agar dapat bekerja sama dengan Fakultas Farmasi dalam rangka UGM Goes Open Source (UGOS), beberapa kegiatan yang akan dilakukan Tim UGOS di Fakultas Farmasi diantaranya adalah :
- Survei PC yang akan dimigrasikan ke Linux, termasuk mendata hardware yang ada beserta kebutuhan software
- Menginstall PC-PC yang sudah siap dimigrasikan ke Linux
- Mengganti penggunaan Microsoft Office ke OpenOffice , termasuk untuk PC yang masih menggunakan Windows
- Mendampingi para pengguna linux agar terbiasa bekerja dengan Linux
Prioritas utama dari kegiatan Tim UGOS sebenarnya adalah mengganti Windows yang berstatus ilegal ke Linux terutama bagi PC yang hanya digunakan untuk pekerjaan mengetik dan internet, dengan target keseluruhan 30% dari keseluruhan jumlah PC di UGM, yaitu sekitar 1000 PC
Selesai menyampaikan maksud dan tujuan dari Tim UGOS, Salah seorang wakil mengatakan bahwa mereka sudah terbiasa dengan Windows, dan sebagian besar kemampuan mereka didapat secara otodidak dengan membaca buku, selain itu sampai sekarang di unit kerja beliau, masih belum ada yang menggunakan Linux. Meskipun sedikit keberatan untuk bermigrasi, namun mereka pada dasarnya mau bermigrasi ke linux asalkan mereka diberi solusi yang mudah, seperti misalnya diberikan sebuah buku panduan bagaimana bekerja di linux , serta perbandingan caranya dengan di windows (kalo di windows untuk copy file caranya A, sedang kalau di linux caranya B)
Yang cukup membuat kami surprise ternyata ada staff yang sudah mencoba linux, Beliau memaparkan bahwa mereka sudah mencoba dengan linux dan tidak mengalami masalah dengan desktop linux maupun OpenOffice, hanya saja mereka bermasalah dengan software-software khusus yang mereka butuhkan, seperti software molecule modelling yang digunakan untuk menggambar molekul. Mereka sudah berusaha mencari beberapa aplikasi alternatif di dalam linux, namun sampai saat ini masih belum menemukan yang cocok bagi mereka.
Kemudian salah satu dari mereka menanyakan apa bisa PC dibuat dual boot antara linux dan windows ?. Untuk sementara, hal ini bisa difasilitasi apabila banyak aplikasi yang belum diketemukan penggantinya, hanya saja hal penggunaan software dan sistem operasi tersebut tetap ilegal.
Pertanyaan selanjutnya adalah mengenai penghematan dengan cara mengkloning (seperti thin client) agar cukup membeli 1 windows asli yang kemudian di share dan berharap nantinya terdapat standarisasi distro yang akan digunakan agar lebih mudah jika mau bertanya-tanya. Kemudian ada juga yang menanyakan tentang aplikasi Sistem Informasi dari Pusat yang dibuat dengan delphi serta aplikasi dari Dikti yang masih underdos.
Untuk PC yang mengandung Sistem Informasi yang berasal dari Pusat tetap dibiarkan, karena merupakan tanggung jawab pusat, sedang aplikasi under dos akan diusahakan untuk diporting menggunakan emulator. Sedangkan model thin client untuk penghematan Windows, tidak disarankan karena lisensi Windows mengharuskan 1 PC 1 lisensi.
Sebelum berakhir, ada beberapa pertanyaan dan pernyataan dari salah seorang peserta diskusi, salah satunya apakah UGM akan benar-benar dituntut oleh Microsoft jika tidak menggunakan software berlisensi? Selain itu dia juga menyatakan bahwa mereka tidak akan bisa melakukan migrasi secara sungguh-sungguh bila tidak dipaksa :D. Dari hal tersebut, kami menjawab singkat, Bukan masalah dituntut atau tidak mengapa kita harus beralih ke open source ataupun software legal, namun karena UGM memiliki cita-cita sebagai Research University, karena itu jika ingin karya UGM dihargai orang, maka UGM juga harus menghargai karya orang lain, salah satunya menggunakan software legal. Dari sini terlihat bahwa pihak farmasi sudah mulai memahami maksud dan tujuan dari UGM Goes Open Source (UGOS).
Sebagai informasi, di Fakultas Farmasi terdapat sekitar 100 PC yang ada di farmasi, plus 90 buah laptop milik dosen, dengan 40 PC yang ada di lab.
Kami pun menarik beberapa kesimpulan, yaitu :
- PC yang akan dimigrasi hanya PC yang memungkinkan, yaitu yang hanya dipakai untuk pekerjaan mengetik dan internet, beberapa diantaranya adalah PC yang ada di pepustakan dan Tata Usaha
- PC yang ada di lab akan dipertimbangkan, karena masih mengandung banyak software khusus yang belum ditemukan alternatifnya, namun sesegera mungkin tim UGOS akan berusaha mencarikan alternatif dari aplikasi-aplikasi tersebut
- PC yang hardware-nya tidak dapat bekerja di Linux juga akan ditunda untuk proses migrasinya, nantinya akan direncakan penggantian hardware yang dapat berjalan di linux