Seminar Jogja Goes Open Source, pada prinsipnya di selenggarakan untuk memberikan gambaran tentang manfaat migrasi ke open source software dan tentang keunggulan pemakaian software open source. Pembicara yang terlibat antara lain :
1. Loli Amalia dari Depkominfo
2. Rusmanto (linux specialist)
3. Budi Rahardjo (ITB)
4. Bambang N Prastowo (UGM)
5. Eko Indrajit (pakar e-gov)
dan lain lain.
Berikut adalah foto-foto yang saya ambil di hari pertama penyelenggaraan seminar.
acara dibuka oleh Rektor UGM, Prof. Sofyan Effendi. Pak Rektor menegaskan bahwa UGM akan support sepenuhnya penggunaan sistem operasi dan aplikasi yang jalan di lingkungan open source selama software tersebut memang dapat menggantikan software yang sudah dipakai sekarang ini. UGM yang merupakan salah satu institusi akademik terbesar di Indonesia, berusaha untuk menghargai hak cipta khususnya di bidang penggunaan perangkat lunak.
Ibu Loli menegaskan tentang sosialisasi dan penggunaan platform open source, harus disertai dengan adanya kebijakan yang menyeluruh dan seragam di tiap instansi pemerintahan, baik itu di lingkungan pemda maupun lingkungan akademik. Dengan platform open source diharapkan dapat pertukaran data dan informasi dapat lebih terbuka dikarenakan sudah ada format yang sama antara satu instansi dengan instansi lainnya.
Pak Bambang menegaskan bahwa salah satu keuntungan penggunaan open source adalah meningkatnya efisiensi serta penghematan dalam penggunaan infrastruktur TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) di instansi yang mengimplementasikan open source. Platform open source dapat membantu terciptanya kantor yang Paperless Office atau Less paper Office. Aplikasi – aplikasi yang dibuat dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa sehingga mudah digunakan dan memberikan penghematan yang signifikan dibandingkan dengan kinerja administratif yang manual
Untuk melakukan migrasi ke open source, salah satu yang dibutuhkan adalah ketegasan dari pimpinan atau atasan. Open source atau bukan open source hanyalah masalah kebiasaan saja. Semua memang harus dirubah, tapi hanya kebiasaannya saja, sedangkan caranya tidak jauh berbeda antara yang open source dan yang bukan open source, Demikian yang diungkapkan Bpk Budi Rahardjo dalam sesinya yang berjudul “migrasi ke open sourceâ€
Rusmanto menjabarkan tentang solusi di open source yang masih harus di sosialisasikan dengan baik ke masyarakat, solusi open source di bidang hardware dan software bukan tidak ada, tetapi sebetulnya malah terlalu banyak, sehingga masyarakat awam malah bingung harus memilih yang mana. Masyarakat awam harus lebih disadarkan lagi tentang pentingnya open source, dan peran institusi akademik juga dibutuhkan dalam menyadarkan masyarakat tentang pentingnya penggunaan open source di lingkungan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang ada di Indonesia.